Klasifikasi Manusia Berdasarkan Intensitas Bersama Al Qur’an

Assalamualaikum ..

Sahabat cahaya Qur’an , semoga kabar kita semua baik-baik saja ya. selalu lindungan Allah Swt dan semoga segala urusan dimudahkan oleh Allah SWT. Aamiin…

kali ini bertemu lagi dengan artikel pembahasan yang cukup menarik untuk kita simak. kalau dulu kita kapan kebathilan akan akan tumbang ?. kali ini admin akan menjelaskan secara singkat klasifikasi manusia berdasarkan intensitas bersama Al Qur’an. Langsung saja tanpa berlama lama kita mulai terlebih dahulu dari surat di dalam Al Qur’an.

Al Qur’an Petunjuk Jalan hidup Manusia

Dalam Surat Al Fatir ayat 32 Allah SWT berfirman :

ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۖ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ

“Kemudian kitab ini kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih di antara hamba-hamba kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah . yang demikian itu adalah karunia yang sangat besar. ”

Dalam Surat diatas dijelaskan bahwa manusia dapat diklasifikasikan berdasarkan intensitas bersama Al Qur’an :

  1. Dzalimun linafsih (orang yang menganiaya diri sendiri)

Dzalimun linafsih adalah mereka yang tidak memanfaatkan Al Qur’an sebagai petunjuk  hidupnya justru melanggarnya. Di tangan mereka sudah ada petunjuk jalan, namun tidak ia gunakan bahkan mencari jalan hidup lain yang belum jelas kebenarannya. Sehingga tersesatlah mereka dengan apa yang mereka kerjakan itu.

Bukankah Allah SWT sudah sangat jelas menerangkan kepada hamba – hambanya bahwa Al Qur’an ini adalah petunjuk kepada seluruh manusia. dimana petunjuk ini jika manusia mengikutinya, maka tidak akan tersesatlah dia . seperti hadits yang disampaikan nabi muhammad saw kepada umatnya :

تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ

Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.” (Hadits Shahih Lighairihi, H.R. Malik; al-Hakim, al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm)

2. Muqtashid

Muqtashid adalah orang yang sudah berian kepada Al Qur’an namun baru dapat melaksanakan sebagian isi dari Al Qur’an dan meninggalkan sebagian yang lain. Orang ini masih tidak konsisten dalam memanfaatkan Al Qur’an sebagai petunjuk hidupnya, kadang kembali kepada Al Qur’an dan kadang menjauh. Orang seperti ini juga bisa di sebut orang yang kafir sebenarnya.

Dalam firman Allah SWT di surat An Nisa ayat 150-151 :

إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَٰلِكَ سَبِيلًا ( 150

أُولَٰئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ حَقًّا ۚ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا (151

” Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: “Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)”, serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan. ” (QS. An Nisa : 15)

3. Sabiqun bil khairat

Sabiqun bil khairat adalah orang-orang yang beriman kepada Al Qur’an dan telah mengoptimalkan interaksinya bersama Al Qur’an. Mereka begitu banyak membaca Al Qur’an hingga Al Qur’an tersimpan di dalam dadanya, hafal 30 juz dengan kualitas yang sama dengan Surah Al Fatihah.

Mereka paham isi Al Qur’an sehingga selalu mentadaburi dan mengamalkan isinya dalam kehidupan sehari – hari.  Jejak Al Qur’an dalam dirinya terlihat dalam ibadah, akhlak dan pengorbanannya. Setiap hidupnya disandarkan kepada wahyu Allah SWT sehingga selamatlah orang – orang yang seperti ini. Mereka inilah orang orang yang beruntung dalam dunia dan akhirat.

Karena petunjuk yang mereka ikuti adalah kebenaran dari Allah SWT bukan dari buatan manusia yang masih menggunakan hawa nafsu sebagai pangkal dari petunjuk hidupnya. barang siapa yang menggunakan petunjuk dari hawa nafsunya maka kehancuran yang akan dia dapatkan . seperti di dalam firman Allah SWT :

وَلَوِ اتَّبَعَ الْحَقُّ أَهْوَاءَهُمْ لَفَسَدَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ ۚ بَلْ أَتَيْنَاهُمْ بِذِكْرِهِمْ فَهُمْ عَنْ ذِكْرِهِمْ مُعْرِضُونَ

” Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan (Al Quran) mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.” (QS. Al Mukminun : 71).

Demikian sedikit artikel tentang klasifikasi manusia berdasarkan intenstas bersama Al Qur’an. Semoga kita semua tidak termasuk dalam golongan  Dzalimun linafsih dan Muqtashid. Semoga kita menjadi hamba hamba Allah SWT yang taat dan patuh kepada apa yang telah di wahyukan kepada manusia. Menjadi manusia yang selalu mengamalkan isi Al Qur’an kepada orang orang yang belum mengamalkan isi Al Qur’an. Menjadi manusia yang di inginkan oleh Allah SWT, bukan menjadi orang yang di inginkan manusia.

Tinggalkan Balasan